BANGKA** – Peta persaingan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ulang 2025 di Kabupaten Bangka semakin memanas. Lima pasangan calon bupati dan wakil bupati bersaing ketat memperebutkan hati rakyat, dengan masing-masing mengusung strategi politik yang dirancang untuk meraih simpati publik. Seiring mendekatnya hari pemungutan suara pada 27 Agustus 2025, pertempuran gagasan, visi, dan strategi lapangan makin terasa di tengah masyarakat. Jum'at (15/8/2025).
Dalam ajang politik lokal seperti ini, pra-pilkada biasanya menjadi momen krusial untuk memetakan kekuatan masing-masing kandidat. Salah satu cara yang umum digunakan adalah survei elektabilitas dan popularitas calon. Survei bukan hanya untuk mengetahui peluang menang, tetapi juga memetakan isu-isu yang menjadi perhatian warga, sekaligus membantu calon memahami titik lemah dan kekuatan mereka.
Salah satu lembaga yang baru-baru ini melakukan survei adalah **Jaringan Media Pemantau Pemilu Independen (JMPPI) Bangka Belitung**. Survei ini dilakukan di 61 desa yang tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Bangka, menggunakan metode **random sampling** dan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada responden yang dipilih secara acak. Metode ini dinilai cukup representatif untuk memotret opini publik menjelang hari-H.
**Paslon Nomor 4 Mendominasi**
Hasil survei JMPPI menunjukkan, pasangan **Dr Andi Kusuma, SH, MKn, CTL** dan **Budiyono, SH** (nomor urut 4) berhasil menempati posisi teratas dalam tingkat elektabilitas di Kabupaten Bangka. Dari wawancara dengan sejumlah kepala desa yang menjadi responden, mayoritas menyebutkan bahwa pasangan ini lebih unggul dibanding empat paslon lainnya:
1. **Feri Insani – Sahbudin** (Nomor Urut 1)
2. **Naziarto – Usnen** (Nomor Urut 2)
3. **Aksan Visyawan – Rustam** (Nomor Urut 3)
4. **Rato Rusdiyanto – Ramadian** (Nomor Urut 5)
Bahkan, pasangan Andi Kusuma & Budiyono dilaporkan unggul di **41 desa** dari total 61 desa yang disurvei. Seorang kepala desa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Paslon nomor 4 Andi Kusuma dan Budiyono unggul saat ini. Masyarakat banyak yang menilai program mereka lebih realistis dan menyentuh kebutuhan sehari-hari.”
Pernyataan serupa diungkapkan sejumlah kades lainnya. Mereka menilai pasangan ini punya kemampuan komunikasi yang baik dengan masyarakat, serta program yang fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemi dan perbaikan infrastruktur dasar.
**Faktor Popularitas dan Visi Misi**
Keunggulan pasangan ini tidak lepas dari dua faktor kunci: **popularitas dan relevansi visi misi**. Popularitas Andi Kusuma, yang dikenal sebagai sosok berlatar belakang hukum dengan pengalaman mengelola organisasi, dipadukan dengan rekam jejak Budiyono di bidang pelayanan publik, memberi kombinasi yang dianggap solid oleh sebagian pemilih.
Visi dan misi mereka dinilai jelas dan aplikatif, terutama program **Pemulihan Ekonomi Cepat**. Program ini mencakup dukungan langsung bagi pelaku UMKM, perbaikan akses pasar, penguatan sektor pertanian dan perikanan, serta mendorong investasi berbasis potensi lokal. Mereka juga menjanjikan percepatan pembangunan infrastruktur di desa-desa yang selama ini tertinggal, yang menjadi keluhan utama warga.
Di mata sebagian warga, janji-janji ini bukan sekadar retorika kampanye, melainkan rencana yang disusun berdasarkan hasil dialog intensif dengan masyarakat selama masa penjajakan pencalonan. “Mereka datang langsung ke lapangan, mendengar keluhan warga, dan menawarkan solusi yang masuk akal,” ujar seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Pemali.
**Survei Sebagai Indikator Awal**
Meski survei bukan satu-satunya penentu kemenangan, hasilnya sering dijadikan tolok ukur awal kekuatan kandidat. JMPPI mencatat bahwa keunggulan Andi Kusuma & Budiyono di sebagian besar desa menunjukkan tren positif menjelang masa kampanye resmi. Namun, dinamika politik di tingkat lokal sering kali berubah cepat, sehingga mempertahankan momentum menjadi tantangan tersendiri.
“Keunggulan di survei pra-pilkada adalah modal, tapi bukan jaminan. Politik lokal bisa sangat cair, apalagi jika ada isu baru yang mencuat menjelang hari pencoblosan,” jelas salah satu analis politik di Pangkalpinang.
**Tantangan dari Rival**
Pasangan nomor urut 4 dipastikan tidak akan berjalan mulus tanpa perlawanan. Paslon lain, terutama yang memiliki basis massa kuat di wilayah tertentu, diprediksi akan memanfaatkan sisa waktu kampanye untuk menggerus suara lawan. Feri Insani – Sahbudin misalnya, dikenal memiliki jaringan birokrasi yang luas, sementara Naziarto – Usnen membawa pengalaman panjang di pemerintahan provinsi.
Aksan Visyawan – Rustam juga tidak bisa diremehkan, mengingat pengaruh mereka di sektor bisnis lokal. Sementara Rato Rusdiyanto – Ramadian datang dengan semangat perubahan dan basis dukungan dari kalangan muda.
**Menatap 27 Agustus 2025**
Dengan waktu kurang dari dua pekan menuju pemungutan suara, setiap pasangan calon akan memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki. Pertarungan akan bergeser dari sekadar membangun citra, menjadi perebutan suara riil di lapangan.
Bagi Andi Kusuma & Budiyono, mempertahankan tren positif survei berarti memastikan mesin politik mereka bekerja efektif hingga tingkat TPS, sekaligus menghindari blunder politik yang bisa dimanfaatkan lawan. Dukungan para tokoh desa yang sudah terbangun juga menjadi modal penting untuk mengamankan suara di basis pedesaan.
Publik Kabupaten Bangka kini menantikan, apakah hasil survei ini akan tercermin di kotak suara pada 27 Agustus nanti, atau justru terjadi kejutan politik di menit-menit akhir. Satu hal yang pasti, Pilkada Ulang 2025 di Kabupaten Bangka menjadi ajang politik yang tak hanya mempertaruhkan jabatan, tetapi juga arah pembangunan lima tahun ke depan. (KBO Babel)